PAGELARAN SENIBUDAYA DESA TERANAK
LAIKIT DIMEMBE MATUNGKAS
LATAR BELAKANG
Desa Laikit dan Dimembe adalah dua desa yang berawal dari desa yang sama serta desa
Matungkas adalah desa teranak dan berada di wilayah Kecamatan Dimembe,
Kabupaten Minahasa utara Propinsi
Sulawesi Utara. Yang termasuk dalam rumpun sub etnis Tonsea.
Kedua desa Laikit Matungkas memiliki akar yang sama, yaitu
perkampungan yang dibentuk oleh dua bersaudara yaitu Opo Ngangi dan Opo Doodoh
yang bersama dengan tim kerja masing masing sesuai keahliannya dalam membuka
lahan baru sebagai tempat tinggal berpindah dari daerah asal di Kumelembuai,
dan atau Kema yang merupakan titik awal perluasan wilayah anak suku Tonsea.
Dari sudut geografis, kedua desa ini menjadi ekslusif dengan posisinya berada
di kaki gunung Klabat, dan jarak perkampungan dengan Sukur, Tetey, Tatelu,
dibatasi dengan Ladang dan sawah yang jaraknya lebih dari 2km. Kenyataan lain masih
dapat dilihat bahwa kedua desa ini masih dihuni oleh orang-orang yang bertalian darah
satu dengan yang lainnya. Pertambahan jumlah penduduk di desa Laikit dan aturan
pemerintah ditingkat atas membuat pemekaran wilayah desa harus dilaksanakan dan
efektif pada tahun 1982 dengan nama desa Laikit dan desa Laikit II yang
selanjutnya diubah menjadi desa Dimembe, Dimembe memiliki arti melewati batas
wilayah, namun ada juga yang menyatakan sebagai arti merelakan (dimeme).
Seiring waktu dengan berbagai kemajuan dan polaperilaku warga
yang dinamis maka perubahan jaman serta
teknologi berdampak pada pola kehidupan masyarakat yang saat ini cenderung meninggalkan
bahkan melupakan adat kebiasaan yang seharusnya senantiasa dipertahankan bahkan
dilestarikan ditanah Laikit Matungkas Dimembe tersebut.
TUJUAN
Pelaksanaan kegiatan Patuarian Laikit Dimembe di kampung
halaman diharapkan terutama mampu menjadi perekat dalam interaksi sesama warga
desa Laikit dan desa DImembe dan desa Matungkas yang notabene sesama saudara
dalam interaksi positif dan dinamis
sehingga menjadi semakin eksis dalam seni dan budaya sekaligus peningkatan rasa
memiliki diantara warga ditiga desa
tersebut, serta peningkatan upaya pelestarian budaya yang kini semakin tergerus
oleh pengaruh globalisasi dan modernisasi dalam segala hal. Dan terutama
langkah langkah antisipatif perubahan yang akan berdampak akibat pembangunan
dan daerah sekitar dan daerah induk seperti Kabupaten Minahasa Utara, Manado,
Propinsi Sulawesi Utara yang berimbas secara strategis pada desa kita tercinta.
Tujuan riil yang ingin dicapai adalah:
1.
Terpeliharanya
tali persaudaraan yg dilandaskan pada akar budaya yang kokoh.
2.
Generasi
muda mengetahui akar sejarah ketiga desa yang merupakan desa teranak.
3.
Membangkitkan
rasa kepedulian kepada seluruh masyarakat dalam hal melestarikan senibudaya dan
kebiasaan kebiasaan yang baik . sebagai pada tataran leluhur dan dapat
4.
Menempatkan
tanah leluhur yang notabene merupakan hak prerogative setiap ahli waris untuk
dalam hal memindahtangankan hak waris tanah leluhur melalui prosedur yang akan
dibuat oleh Lembaga Adat
5.
Menjadi
motor pengembangan pariwisata dalam hal senibudaya di Tonsea dan Minahasa dan
Sulawesi Utara.
6.
Penataan
tempat tinggal dengan pemberian nama nama opo pendiri kampung di jalan jalan
desa.
7.
Memberdayakan
orang-orang tua terutama tokoh masyarakat dalam kelembagaan adat sehingga nilai
nilai interaksi social yang baik dizaman dahulu dapat terus dipertahankan.
8.
Memberikan
kesempatan kepada seluruh masyarakat yang merantau untuk dapat bersama sama
memperkenalkan senibudaya dan kebiasaan baik dari daerah asal kepada
keturunannya yang tidak lahir dan tumbuh berkembang didesa teranak. Dengan
terbentuknya silsilah keluarga dengan pohon keluarga (stamboom) yang ada dan
dilengkapi oleh pemerintah setempat.
9.
Memberikan
wadah dan pemikiran luas dan visioner kemasa depan bagi pemerintah setempat
dalam menyikapi perubahan era globalisasi dan modernisasi tanpa harus
menyisihkan senibudaya yang baik.
KERANGKA WAKTU GIAT/ TIME LINE PELAKSANAAN GIAT
Untuk melaksakan kegiatan ini,
dibutuhkan ketersedian waktu yang cukup dan tepat dengan perencanaan sebagai
berikut :
· 24 Juli s/d 27 Juli : Koordinasi awal dan Sosialisasi rangkaian
kegiatan kepada tiga kepada desa dan personal panitia yang akan berpartisipasi
melaksanakan kegiatan
· 28 Juli : Pemaparan seluruh rangkaian kegiatan
Pagelaran Senibudaya kepada Kepala desa Laikit, Dimembe, Matungkas, wakil tua
tua kampung dan tim panitia pelaksana lapangan.
· 29 , 30 Juli : Pemaparan kepada Pemerintah Kabupaten Minahasa Utara dan Sosialisasi kepada aparat ke 3 desa
· 31 Juli : Kelengkapan administrasi untuk pelaksanaan kegiatan PLD
kepada Ke 3 Desa , Kecamatan dan Kabupaten cq. Dinas Pariwisata Budaya.
· 1,2,Agustus : Kelengkapan Surat menyurat panitia
pelaksana didesa kepada pihak terkait.
· 3. Agustus : Pertemuan
teknis kepala jaga 3 desa dan panitia pelaksana giat.
· 4 Agustus : Sosialisasi Publikasi Acara Giat
· 5 Agustus : Pembukaan Rangkaian Acara
· 5/d 24 Agusutus : Pelaksanaan giat olaraga dan seni
serta budaya sesuai pembagian tata laksana giat di 3 Desa. Dengan pembagian
sebagai berikut: Dimembe (Budaya), Laikit (Seni), Matungkas (Olaraga)
5 Agt : Dansa (penyisihan)
6 s/d 13 Agt : Futsal
7 s/d 14 Agt : Bola Voli
8 s/d 15 Agt :
· Penggalangan dana untuk acara
Pagelaran senibudaya kampung teranak.
· 19 Agustus : Pertandingan
Remi 13
· 22 Agustus : Dialog
Patuarian
· 25 Agustus : Pagelaran senibudaya kampung teranak.
JENIS KEGIATAN DAN TEKNIS PELAKSANAAN
1. Pagelaran Seni Budaya Kampung Teranak. (BUDAYA)
Kegiatan ini merupakan puncak rangkaian acara. Yang akan
dilaksanakan Sabtu, 25 Agustus 2012 dengan mata acara sebagai berikut :
08.30 – 09.30 : Lari 5000m
09.30 – 10.30 : Festival Tari Kabasaran
10,30 – 11.00 : Persiapan acara puncak
11.00 – 11.05 : laporan kegiatan oleh ketua panitia
pelaksana
11.05 – 11.45 : Pentas Senibudaya Kampung Teranak.
Berkisah tentang perjalanan hidup seorang Tonsea yang
menampilkan gambaran adat istiadat yang tinggal dan hidup dalam individu yang
tinggal di ke 3 desa. dengan contoh yg ditampilkan :
·
9
tonaas membuka lahan dgn keahliannya,
·
Proses
Kelahiran dan perilaku kehidupan balita
·
Proses
pembentukan karakter remaja sebagai perkembangan diri pada anak Tonsea.
·
Proses
mematangkan hidup dalam diri manusia Tonsea kea rah dewasa serta pemenuhan
kebutuhan pokok sandang, pangan, papan, dan aktualisasi diri. Nae rumah baru
sebagai lambing kesiapan menjadi desawa.
·
Proses
kehidupan dalam rangkaian hidup dengan pemenuhan kebutuhan pangan yang ditandai
dengan ‘kandoan’
·
Kisah
Kandoan yang memiliki nilai tinggi dalam hubungan anak dan orang tua.
·
Proses
adat dalam acara-acara kedukaan.
11.45 – 11.50 : Sambutan Bupati Minahasa Utara
11.50 – 12.00 : Sambutan Gubernur Sulawesi Utara
12.00 – 13.00 : Santap Siang
Bersama dalam suasana tradisional dan bersama-sama antara rakyat kampung teranak dengan aparat pemerintah ( Mapalus
yang dilaksanakan secara serentak menggunakan meja panjang)
Hiburan:
Kolintang dengan nuansa lagu lagu daerah Minahasa
2.
Dialog Patuarian (BUDAYA)
Dialog
Patuarian atau temuwicara dilaksanakan oleh, dari dan untuk seluruh masyarakat
desa teranak dan Tonsea serta Minahasa dan propinsi Sulawesi Utara, yang
merupakan keluarga besar dan dilaksanakan dalam kerangka antisipatif
perkembangan jaman serta melestarikan budaya yang baik dan menstimulasi
generasi penerus untuk ikut serta secara aktif bersama tokoh tokoh masyarakat
dan pemerintah dalam mempertahankan sosiographis dan kultur homogen dari desa
Laikit Dimembe Matungkas.
Beberapa
contoh criteria atau bahasan dalam kegiatan
ini adalah:
·
Menyusun
Lembaga Budaya atau Dewan adat yang berfungsi sebagai penjaga kelestarian
budaya serta perilaku dan interaksi antar manusia yang tinggal didesa Laikit
Dimembe.
·
Menyusun
pohon keluarga/ silsilah yang akan memperlihatkan keterkaitan satu dengan yang
lain, serta menumbuhkan rasa kebersamaan dan pernyataan bahwa kedua desa adalah
hegemony dan desa teranak.
·
Pemaparan
tentang kelengkapan daftar penasehat patuarian Laikit Dimembe dengan
menempatkan kepala desa Laikit dan Dimembe (Jabatan) sebagai penasehat
Patuarian Laikit Dimembe.
·
Langkah
langkah antisipasi jangka menengah dan panjang terkait social ekonomi tourism
di Laikit Dimembe 10 tahun kedepan?
·
Melestarikan
nama-nama opo yang mendirikan desa Laikit pada dengan memberikan nama nama
jalan/ lorong dimaksud. (terkait jalan raya utama sebagai jalan raya propinsi,
dikonsolidasikan dengan pihak dinas PU propinsi untuk terkait pemberian nama
tersebut)
3.
Pertandingan Remi Yoker/Remi 13
(OLARAGA)
Kegiatan
rutin yang dilaksanakan oleh Perkumpulan Patuarian ne Laikit Dimembe di Jakarta
dan Paimpuluan ne Tonsea, dan bertujuan untuk memberikan wadah alternative dan
preventif dari stigma negative yang selama ini telah berlaku di tanah Minahasa
menjadi media prestasi.
Kriteria
umum:
·
Peserta
pria/wanita perorangan mewakili Jaga
·
Uang
pendaftaran Rp.10.000 tiap peserta. (uang pendaftaran yang terkumpul akan
menjadi hadiah pemenang I dan II dan III. Dengan sistim prosentase 50%, 30%
20%)
·
Setiap
Jaga hanya mengirimkan 1 Tim terdiri dari 4 orang pria atau wanita
·
Sistim
gugur dengan ketentuan lainnya berlaku dan akan diinformasikan pada saat
pertemuan teknis.
·
Giat
akan diadakan pada 19 Agustus 2012
·
Juara
I,II,III akan mendapat hadiah + piala + piagam
4.
Lari 5000m (OLARAGA)
Sebagai
sarana mencari tunas baru prestasi dalam cabang olaraga atletik dan menjadi
ajang hiburan bagi masyrakat.
Kriteria
umum:
·
Dilaksanakan
pada Sabtu 25 Agustus 2012, start pukul 08.00
·
Setiap
Jaga dapat mengirimkan 3 orang pelari.
·
Setiap
peserta menggunakan nomor dada yang disediakan panitia.
·
Hadiah
disediakan untuk Juara I ; Piala + Rp.200.000, II; piala + Rp.100.000,
III:Piala + Rp.50.000
5.
LOMBA KEBERSIHAN ANTAR JAGA (BUDAYA)
Sebagai
cermin dari budaya dan keasrian dan keindahan lingkungan tempat tinggal dan
Jaga serta desa.
Kriteria
Penilaian :
·
Kebersihan
dan kerapian rumah dan tempat tinggal dalam Jaga. (ketersediaan tempat sampah
dan fasilitas MCK dilingkungan Jaga
·
Keindahan
dan estetika taman/ penghijauan di lingkungan kampung.
·
Kekompakan
dan antusiasme partisipasi warga Jaga dalam mengikuti lomba.
·
Kreasi
dan kreatifitas warga dalam menambah nilai tambah atau daya tarik juri.
·
Hadiah I : piala dan Rp. 500.000, II : Piala &
Rp.400.00 III : Piala & Rp.300,000.
6.
TARI KABASARAN ANTAR JAGA (SENI
BUDAYA)
Kriteria
Penilaian :
·
Atribut
dan asesoris peserta
·
Ragam
perintah dan atraksi
·
7.
LOMBA DANSA VERSI MINAHASA
Lomba
Dansa atau “Badangsa" adalah kebiasaan yang telah melekat menjadi atribut
sosial bagi masyarakat Minahasa. Dansa menjadi suatu bentuk kegiatan yang
mengandung nilai-nilai sportifitas, sopan-santun, dan pergaulan yang sehat yang
menjadi tradisi. Hingga Saat ini, dalam beberapa pesta pernikahan, atau ucapan
syukur, atau puncak perayaan hari Kemerdekaan Indonesia 17 Agustus. ketentuan :
·
Laki-laki
memakai jas, harus bersepatu.
·
Setiap
Jaga dapat mengirimkan 2 pasang peserta
·
Setiap
peserta menggunakan domor undian yang diletakkan ditempat yang dapat dilihat
oleh para juri.
·
Perempuan
harus menggunakan busana yang sopan dan pantas dalam acara dansa.
·
Keputusan
Juri mutlak dan tidak dapat diganggu gugat.
·
Lomba
Kategori Umum.
·
Hadiah I : piala dan Rp. 300.000, II : Piala &
Rp.150.00 III : Piala & Rp.75,000. Gerakan mengikuti irama musik, dengan
pola tari yang dikenal seperti chacha dan waltz dan dll, dengan mengikuti garis
yang telah ditentukan berbentuk bulat dan tidak melewati batas garis baik sisi
dalam maupun garis sisi luar.
·
Ketentuan
lebih lanjut akan disampaikan pada saat lomba
8.
PERTANDINGAN BOLA VOLI (OLARAGA)
·
Tiap
jaga dapat mengirimkan tim berjumlah 8
orang pemain.
·
2
Kategori : Pria dan Wanita
·
Sistim
gugur dan menggunakan 2 winning game dengan scoring 25 point setiap game.
·
Ketentuan
lain akan dijelaskan pada saat teknikal meeting
·
Hadiah I : piala dan Rp. 600.000, II : Piala &
Rp.300.000 III : Piala & Rp.150,000.
9.
LOMBA PALKAT (BUDAYA)
·
Materi
disiapkan sendiri dengan pokok pengumuman minimal 5 hal terkait adat istiadat
yang seharusnya dilaksanakan namun dilanggar oleh masyarakat.
·
Hadiah I : piala dan Rp. 150.000, II : Piala &
Rp.100.000 III : Piala & Rp.75,000.
10. LOMBA FUTSAL (OLARAGA)
·
Materi
disiapkan sendiri dengan pokok pengumuman minimal 5 hal terkait adat istiadat
yang seharusnya dilaksanakan namun dilanggar oleh masyarakat.
·
Hadiah I : piala dan Rp. 150.000, II : Piala &
Rp.100.000 III : Piala & Rp.75,000.
KEPANITIAN
Untuk melaksanakan kegiatan ini
tentunya dibutuhkan tim kerja yang solid dengan mengedepankan semangat MAPALUS
yang menjadi nilai luhur persaudaraan dan ikatan kekeluargaan didesa LAIKIT
DIMEMBE MATUNGKAS dan PATUARIAN NE
LAIKIT DIMEMBE selaku pengarah, dengan struktur sebagai berikut :
PEMBINA :
Jorry S. Koloay
Sompie
Singal
Gerardus
Rarun
Vonny
Pontoh Wullur
Lucky
Kiolol
Junius
Dumais
Theodora
Luntungan
Laurens
Ngangi
Penasehat : Hukum Tua desa Laikit
Hukum
Tua desa Matungkas
Hukum
Tua desa Dimembe
Edwin
Ombuh
Herman
Wullur
Herman
Ngangi
Tim Pengarah : Felix Luntungan
Ketua :
Berty Ngangi
Wakil Ketua : Simon Koloay
Wakil Ketua II : Vendy Wagiu
Ketua Pelaksana
Lapangan : Julian Namangge
Koordinator
kegiatan Seni :
Soleman Mantiri
Koordinator
Kegiatan Olaraga : Paulus Manua
Koordinator
Kegiatan Budaya : Maxi Ngangi
Sekretaris :
Nevita Tuegeh
Bendahara :
Reyni Longdong
Koordinator Umum : Julian Namangge
Koordinator
HUMAS/PUBLIKASI : Doan Tagah
Alex
Doodoh,
Koordinator
Perlengkapan : Hanny Tuerah
Johanis
Luntungan
Koordinator
Akomodasi transportasi : Fanny Damopoli
Koordinator
Keamanan : KAJAPOL Laikit,
KAJAPOL-Matungkas
.
KAJAPOL
Dimembe
Koordinator Komsumsi : Meyti Manua,
Della
Luntungan,
Norma
Walangitan,
Agustin
Koloay.
Dintje
Kaligis
Koordinator Komsumsi Panitia Meity Dumais
Mintje
Mantiri
Yenni
Wullur
Penata Giat
Pagelaran Senibudaya Desa Teranak : Marcel
Ngangi
Dialog Patuarian : Laurens Ngangi
Ik
Wullur
Sam
Wantania
Paul
Ngangi
Soleman
Luntungan
Lari 5000m : Decky Tawas
Adrianus
Koloay
Lepinus
Toka
Lomba Kebersihan : Deitje Sengkeh
Yosepha
Koloay
Itha
Nelwan
Tarian Kabasaran : Agus Koloay
Jemmy
Tangkilisan
Novi
Tombokan
Lomba Dansa : Onesimus Rarun
David
Rarun
Kova
Mongan
Bola Voli : Yohana Pinontoan
Merry
Rotty
Silvianus
Manua
Palkat : Habel Koloay
Fransiscus
Koloay
Abel
Koloay
Futsal : Melky Sagrat
Ronald
Kaawoan
Zoosky
Kiolol
RemiXIII : Welly Sambuaga
Frans
Wagiu
Denny
Kiolol
ANGGARAN
Pembiayaan pelaksanaan kegiatan ini
adalah sebagai berikut:
A.
1.
Pembukaan : Rp.2.600.000
2.
Hadiah
Uang :
3.
Piala :
4.
Komsumsi
Dialog :
5.
Spanduk :
6.
Banner :
7.
Backdrop :
8.
Soundsystem :
9.
Tenda
:
10.
11.
B. Pagelaran
Seni Budaya :
C. SUMBER DANA
Sumber pendanaan adalah dari
partisipasi keluarga besar Patuarian ne Laikit Dimembe Jabodebabek untuk giat lomba sedangkan sumber dana
festival senibudaya berasal dari partisipasi semua pihak yang bersimpati dalam
hal senibudaya dan donatur lainnya.
PENUTUP
Acara ini dapat sukses dilaksanakan
Jika segenap masyarakat dan aparat di desa Laikit , desa Dimembe dan desa Matungkas
dapat totalitas dalam komitmen satu akar dalam ikatan persaudaraan
Tentunya Besar Harapan agar Kegiatan
sejenis dapat terus dilangsungkan, serta memberikan efek positif bagi
kebersamaan saudara saudara yang ada di ketiga kampung.
Kelemahan dan kekurangan dalam persiapan
dan proposal pelaksanaan ini tentunya menjadi perhatian dari panitia untuk
menerima saran dan masukan dari berbagai pihak.
“Pakatuan wo Pakalawiden”
Jakarta Juli 2012
Panitia Pelaksana Giat
Berty Ngangi Nevita Tuegeh
Ketua sekretaris
Mengetahui
:
Kepala Desa Laikit Kepala Desa
Matungkas Kepala
Desa Dimembe
Paulus Sundalangi Adeleida
Sengkeh Johanis
Tuwaidan
No comments:
Post a Comment